Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
[al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 21]
Kita telah memahami
bahwa Nabi Muhammad shalullah alayh
wasalam adalah idola dan teladan bagi umat manusia, khususnya umat Islam.
Tapi, sudahkah kita benar-benar meneladani Rasulullah?
Sungguh dari
lahir hingga Nabi Muhammad shalullah
alayh wasalam wafat, semua tingkah laku Rasulullah sangat patut kita
teladani. Bahkan ketika Rasulullah masih anak-anak, Beliau telah mendapatkan
julukan “al-amin” yang artinya jujur dan dapat dipercaya. Inilah yang paling
pertama kita teladani pada diri Rasulullah, yakni jujur. Tapi, sudahkah kita meneladani
sikap Rasulullah? Sudahkah kita berlaku jujur dalam kehidupan sehari-hari?
Jika kita tidak
mampu menjadi seorang yang jujur berarti kita telah menjadi seorang yang
pendusta. Dan Allah sangat membenci orang yang berdusta, bahkan balasannya
adalah berada di dasar paling bawah neraka. ‘audzubillah
minzalik.
Seseorang yang
telah terbiasa berucap dusta, maka akan ada empat (4) musibah/ azab yang
mendatanginya, yakni;
1.
Tidak mendapatkan ketenangan hati.
“tinggalkanlah olehmu apa saja
yang kamu ragukan dan beralihlah kepada yang tidak meragukanmu. sesungguhnya
kejujuran itu ketenangan dan kedustaan itu kebimbangan.” (Hadits
riwayat Tirmidzi)
2.
Menjatuhkan harga diri dan keluarga.
Ketika
berdusta, orang-orang tidak hanya kehilangan kepercayaannya kepada pendusta,
tetapi juga kepada saudaranya, orangtuanya, keluarganya, kelompoknya, bahkan
umat ini.
3.
Mendekatkan diri kepada ciri munafik.
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bahwasanya ciri seorang munafik itu ada tiga yakni,
apabila berkata ia berdusta, ketika berjanji ia ingkar, dan ketika diberikan
amanah ia khianat.
4.
Tidak akan selamat di Padang masyar.
Apabila seorang
suami tidak lagi dipercaya oleh istri-istrinya, apabila orangtua tidak lagi
dipercaya oleh anak-anaknya, maka kepada siapa lagi ia meminta pertolongan
ketika berada di Padang masyar? Sungguh ia tidak akan selamat ketika berada di
Padang masyar.
Maka dari itu,
kejujuran itu sangatlah penting dan kejujuran itu adalah sikap yang wajib kita
teladani dari diri Nabi Muhammad shalullah
alayh wasalam. Maka dari itu, marilah kita buang jauh segala yang akan membuat kita terjerumus dalam kedustaan. Ayo lebih baik! Dengan
meneladani sikap Rasulullah dan dengan senantiasa berlaku jujur dalam kehidupan
sehari-hari.
0komentar:
Posting Komentar