Syahadat Ululiyah dan Risalah



Syahadat terdiri dari berbagai jenis yakni Syahadat ululiyah (la ilaha ilallah) yang mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang Esa dan menolak segala macam jenis thaghut (ilah). Dimana syahadat ululiyah ini merupakan risalah dakwah para nabi, baik dari nabi Adam, nabi, Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Zakaria, nabi Isa maupun nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa Allah adalah Maha Esa dan satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Berarti penolakan terhadap segala sesuatu (ilah/ yang disembah, yang paling dicintai, yang paling diharapkan, yang paling ditakuti, yang paling ditaati) yang diikuti melainkan hanya semakin mengukuhkan Allah sebagai satu-satunya tuhan.

51:56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)


Kemudian syahadat risalah yang mengakui bahwa nabi Muhammad adalah nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah di alam semesta untuk menyampaikan risalah kebenaran rabbaniyah dan menyempurnakan agama Tauhid atau agama Islam ini. Maka jadikanlah Rasulullah Shalullah ‘Alaihi Wasalam sebagai contoh teladan yang baik. Sebagaimana terdapat AlQur’an Surat Al Ahzab ayat 21 sebagai berikut;

33:21
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Bentuk pengakuan terhadap Syahadat Risalah ini ialah dengan mengikuti sunnah-sunnahnya dan menjadikannya sebagai khudwah dan uswah (contoh tauladan) utama dalam kehidupan. Sebagaimana Hadist Rasulullah mengatakan bahwa;

“Wajib atas kalian berpegang dengan Sunnahku dan sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin…” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Karena itu, pada Syahadat Risalah ini kita diwajibkan untuk mengikuti sunnah Rasul, mengikuti tingkah prilaku Rasul sebagai bentuk pembuktian dan pengabdian kepada Allah dan Rasul-Nya.



Barangsiapa yang tidak menyukai (membenci) terhadap Sunnahku, maka dia bukan dari golonganku. (HR. Muslim 9/179)

Setelah kita memahami tentang makna Syahadat, maka perlu disadari bahwa seharusnya kita memulai suatu perubahan besar kita dengan mengubah pola pikir kita. Yakni menjauhi segala kesyirikan, baik yang dapat merusak ataupun membatalkan syahadat. Berubahlah menjadi Islam yang kaffah, Islam yang universal. Karena dengan membiasakan kehidupan yang Islami, maka di akhir perjalanan hidup (kematian), kita akan dimudahkan dalam pengucapan lafaz
 
“La ilaha ilallah” sebagai bentuk keutamaan yang besar dan dijamin masuk surga, insya Allah.
Barangsiapa diakhir ucapannya ‘la ilaha ilallah’, dijamin ia masuk surga. (HR. Abu Ya’ala dari Abi Said)

0komentar: